Jumat, 22 Juni 2018

Kami tak Lebaran

Menjelang Idul Fitri 1439 H kemaren. bertepatan Juni 2018 lebaran lalu - lalu.
kami sekeluarga selalu berlebaran dirumah mertua. di Bantan Air. kebetulan tahun ini adik ipar berlebaran dikampung istrinya. di Buatan, Siak Sriindrapura. perkiraan gugel 69.9 km. lebaran hari Jum'at. hari senin sore keluarga istri berkumpul di bengkalis. kebetulan keponakan yang sedang mondok di Tulungagung tahun ini pulang. Hari selasa pagi istri bersama anak dan mertua pulang ke Bantan Air. Saya masih masuk kerja. tahun ini lagi malas ambil cuti. mungkin setelah libur lebaran nanti. kemaren telat mau ngurus cuti.

PUNCA PASAL
jam 21 saya sedang di masjid al Manar wonosari Tengah bayar zakat Fitrah. istri sms. Fatima anak kami, gadis mungil usia 4 bulan sejak sore rewel. sudah dibawa urut ke mbah Jobah (panggilan keluarga. adik ipar mak mertua. nama aslinya  Bariah). tapi masih tak berenti. rencana mau saya susul. istri tak setuju. sudah malam. lagian anaknya sudah mau tidur. saya masih duduk diteras masjid. urusan bayar fitrah sudah kelar. kebetulan ketemu pak Hartoyo. kenalan, pemborong di PT. kenal sejak saya baru disana. kalo ketemu, tak pernah ngobrol sebentar. selalu lama dan bicara ngalor ngidul. 

hari Rabu saya masih  masuk kerja. tapi menjelang tengah hari. di tempat kerja sepi. kawan yang chinese juga gak keliatan. nampaknya pada kabur semua. tak lengah lagi. ikutan cabut juga. 😆😆😆
setelah semua perlengkapan siap dikemas. saya berangkat mudik... hehehe ke Bantan Air. kurang lebih 30 km. 
sampai di Bantan Air. Fatima rupanya masih menangis. bahkan orang dirumah semalaman tak tidur. Paman Alif dan bik Ani juga ikutan begadang. saya disuruh minta tolong mbah Badri. Bapak masih tetangga mertua. malam kamis masih juga rewel. saya pergi ke Paritbengkok. menjemput mbah Sugiati, biasa ngurus orang melahirkan. dan bisa ngurut bayi. di bahu kiri Fatima kulit memerah. mula mula kecil seperti bekas gigitan nyamuk. makin hari makin melebar. Hari Jum'at pas lebaran. kulit yang memerah itu membengkak. benjol hampir sebesar telor ayam kampung. 
Kebiasaan masyarakat disini setelah sholat Ied "bara'an" rombongan tua muda laki perempuan turun naik ke rumah rumah tetangga. bersalaman. makan kue. minum air kaleng dan sebagainya.
Hari senin baru dibawa ke Bengkalis, diperiksakan ke dr. Simon. dikasih salep lalu diperban. Malam selasa Fatima baru bisa tidur nyenyak. dan orang orang bisa istirahat dengan lega. Hari rabu keluar nanah banyak dari benjolan. bengkak pun mulai kempes. Alhamdulillah...

Dikasih jalan Bagus nak Jalan Payah

Bertahun - tahun pulang balik, jadi jenuh juga. sampailah sekitar setahun yang lalu.
ada kawan cerita kalau di blok 9-35 ada jalur pintas. Cuma medannya agak offroad. Jalannya gambut. Kalo musim hujan, medan akan lebih licin. Rentan tergelincir.
sebenarnya, ada tiga jalur yang bisa dilewati. Tapi sejak 2017 jalur tengah terputus oleh kanal yang baru dibuat. memotong blok. mungkin tujuannya untuk mempermudah akses air. baik ketinggian muka air kanal. maupun transportasinya. hanya saja. awal - awal kami sempat kecele. begitu ambil jalur itu. sampai hampir ke ujung. jalur terputus. terpaksa putar balik ke jalan utama.
Tapi sejak sekali itu jadi tau. dan tak mau lagi lewat situ. hehe.
namun ada tantangan lain. begitu masuk ke kawasan Pedekik. bila musim hujan. jalan banyak yang rusak. apalagi banyak yang tidak perduli keadaan. yah namanya jalan masyarakat. hanya itu satu - satunya akses untuk dan dari kebun sekitar.
biasanya kalau sudah keadaan begitu. kami pilih jalur utama. lewat kota seperti dulu.